Sharing is caring
Labuhanbatu,  issu.com – Siapa bilang Kembang Kol (Brokoli) dan Kubis tidak bisa tumbuh di dataran rendah (0-300 mdpl). Nyatanya Petani Asal Desa Cinta Makmur, Ngadiman (49) berhasil membudidayakan jenis tanaman yang identik di daerah dingin itu kini tumbuh subur di daratan pasisir pantai kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara Kecamatan Panai Hulu desa Cinta Makmur.
Tidak disangka dan pasti berdecak kagum, kala melihat hamparan Sayur Brokoli dan Kubis tumbuh subur di daerah bersuhu panas.
Keberhasilan Ngadiman membudidayakan Sayur Brokoli dan Kubis di Panai Hulu, menambah kekuatan untuk kemandirian pangan di kabupaten Labuhanbatu,
Jumat (29/8/19) pagi, sekitar pukul 09,45 WIB, media issu.com yang di dampingi PPL Wiwik Maiwita sari menyambangi lokasi kebun milik Ngadiman, berada tepat di belakang rumahnya.

Heran, seakan tidak percaya tanaman yang identik dengan suhu dingin itu bisa tumbuh bahkan memasuki hari panen.
“Awalnya saya tidak percaya, karena sayur bunga Kol dan Kubis biasanya ada di daerah dingin, tapi rupanya Pak Ngadiman tidak mau kalah dengan keadaan, sekarang, dengan modal otodidak di cobanya dan itu yang dibuktikan atas kemauan,” ujar Wiwik.
Rasa bangga dan ucapan terimakasih diungkapkan Wiwik kepada Ngadiman, sebab beliau mampu membuka pintu berpikir masyarakat pasisir pantai untuk mengembangkan jenis sayur tersebut di Kabupaten Labuhanbatu.
Wiwik berharap warga Panai Hulu terus berinovasi dan bereksperimen hingga menemukan cara-cara baru untuk meningkatkan perekonomian.
“Luas lahan tidak menjadi ukuran, yang penting ada kemauan,” katanya.
Uji coba yang dilakukan Ngadiman lumayan hasilnya, hanya terkendala perlengkapan seperti Paralet sejenis jaring warna hitam untuk pendingin suhu agar sinar matahari tidak langsung di serap,  nantinya hasil panennya seperti di kaban jahe dataran tinggi.
Menariknya, Ngadiman akan mencoba menanam sayuran tersebut tanpa pestisida dan akan bekerja sama dengan Dinas Pertanian, untuk mengembangkan budi daya sayur Kol di dataran rendah.
“Ini merupakan uji coba, pada dasarnya kubis kol ditanam pada dataran tinggi dan dengan iklim dingin. Alhamdulillah kubis kol ini dapat tumbuh subur di dataran rendah dengan pengolahan secara baik,” tutur Ngadiman
Pada lahan miliknya yang membentang seluas  750 meter tersebut,  ditanami sebanyak 500 bibit Brokoli dan Kubis. Ia membutuhkan waktu selama 28 hari untuk melakukan persemaian, kemudian ditanam dan dapat di panen setelah 75 hari.
Ngadiman hanya menyisihkan uang sebesar Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta untuk modal awal tahap uji coba. Saat ini, masih tahap awal untuk dirinya menemukan formulasi yang pas, sehingga nanti dapat melakukan pembibitan sendiri.
Rencananya, selain menanam Brokoli dan Kubis ia juga memanfaatkan lahannya yang masih tersisa untuk menanam bawang merah, cabai, tomat, dan jagung.(soe)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *