Sharing is caring
Labuhanbatu, issu.com – Siapa yang tidak kepincut, ternak modal minim dengan hasil fantastis milik seorang Personil Polres Labuhanbatu berhasil curi perhatian Kapolres Labuhanbatu, AKBP Agus Darojat, SIK, MH.
Pasalnya, ditengah situasi Pandemi ini, Aiptu H Solihin mampu mengisi penghasilan sampingan dengan omset hingga Puluhan Juta Rupiah  per bulannya dengan ternak lalat BSF (Black Soldier Fly) miliknya.
Lalat BSF (Black Soldier Fly) adalah jenis lalat besar berwarna hitam yang terlihat seperti tawon dan Maggot BSF adalah bentuk dari siklus pertama (larva) Black Soldier Fly yang nantinya bermetamorfosa menjadi lalat dewasa.
Fase metamorfosa maggot BSF dimulai dari telur, larva, prepupa, pupa, dan lalat dewasa semuanya memakan waktu 40 sampai 45 hari saja
Tidak seperti lalat yang biasa kita temui, jenis lalat yang bernama latin Hermetia Illucens ini memiliki banyak keuntungan dan manfaat bagi manusia.
“Selama masa hidupnya maggot BSF mengkonsumsi makanan organik ( buah yang tidak layak makan/sisa/busuk yang bisa didapatkan dari pedagang buah) disekitar lingkungan kita secara gratis” terang Solihin kepada Kapolres Labuhanbatu AKBP Agus Darojat, SIK, MH yang hadir memberikan apresiasi atas kreatifitasnya. Kamis (28/5/2020)
Bersama dua orang putranya Aiptu Solihin setiap harinya merawat budidaya lalat super ini guna menambah penghasilan keluarga.
Diceritakan Solihin, satu ekor betina BSF dapat menghasilkan sekitar 600 telur, maka hanya dibutuhkan sekitar 20 ekor lalat super betina untuk menghasilkan 10 ribu larva / maggot BSF untuk, larva BSF juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak
“Sebanyak 15 ribu larva Black Fly Soldier dapat menghabiskan sekitar 2 kg makanan dan limbah organik hanya dalam waktu 24 jam saja,” sebut Solihin.
Setiap 3 hari sekali telur lalat dapat dipanen, 1 gram telur lalat dihargai Rp10.000( sepuluh ribu rupiah.

Per 3 hari bisa menghasilkan 100 gram bahkan 200 gram.(2 juta) Artinya dalam satu bulan bisa 10 kali panen.
Selain telur lalat, Solihin juga memperoleh penghasilan dari hasil panen maggot (ulat) Dijual 8 ribu rupiah/ kg sedangkan pupa dijual 80 ribu/ kg.
Penjualan telur, larva, prepupa dan pupa ia lakukan menggunakan jejaring sosial maupun langsung di lokasi, hingga ke provinsi tetangga seperti riau dan aceh.
“Itu lah mengapa budidaya lalat/maggot BSF saya lakukan, karena sangat menguntungkan, cara pemeliharaannya sangat mudah dan modal yang sangat sedikit namun hasilnya sungguh luar biasa.” beber Solihin.
Aiptu Solihin berharap rekan rekan sesama polri maupun masyarakat yang ingin menambah penghasilan bagi keluarga dapat melakukan hal yang sama, berternak lalat.
Ia juga bersedia berbagi ilmu dan memberikan waktu bagi siapa saja yang ingin bertanya seputar budidaya lalat super ini.
Selain Kapolres, kunjungan itu juga di ikuti para PJU (pejabat utama) waka polres kompol muhd taufik, kabag Ops kompol Marluddin, kabag Sumda kompol H. Matondang, kasat binmas Akp Khairul saleh, para kasat, para perwira dan sejumlah personil. (zas/humas polres lb)
Print Friendly, PDF & Email