LABUHANBATU .ISSU.Com –
Labuhanbatu. Ketika jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Labuhanbatu memeringati Hari Anak Nasional (HAN) tahun 2017 di Lapangan Ika Bina Rantauprapat, Rabu (9/8/2017). Dua anak kecil, Samuel (5) dan Joshua (3), di kawasan jalan SM Raja Rantauprapat sedang tertatih mengikuti langkah kaki ibunya Nurbaiti br Silaban mengais rezeki dari jalanan.
Mereka menyusuri jalanan di inti kota Rantauprapat untuk mengumpul beberapa barang bekas. Hidup mereka bersandar dari kegiatan memulung barang-barang yang menurut orang lain sebagai sampah, tapi menurut mereka adalah Rupiah.
Ketika perayaan HAN tingkat Kabupaten Labuhanbatu bertemakan, Saya anak Labuhanbatu Siap Gembira. Tapi, Samuel dan Joshua hanya bahagia bersama ibunya. Meski tidak seperti anak lain yang mengenakan baju bersih dan indah. Mereka hanya mengenakan pakaian seadanya.
Ketika para anak di perayaan HAN Labuhanbatu mengucapkan ikrar sebagai Forum Anak Daerah kabupaten Labuhanbatu, Joshua dan Samuel kecil belum mengerti mengapa hidup mereka beda dengan anak lain yang bergelimang harta.
Kedua anak dari lima bersaudara ini adalah anak Yatim. Sudah empat tahun lalu, mereke ditinggal oleh sang ayah yang telah menghadapa kepada Tuhan. “Empat tahun lalu suami saya meninggal,” kata Nurbaiti br Silaban ketika ditemui di bilangan jalan SM Raja, Rantauprapat.
Selama ditinggal suaminya, dialah sebagai kepala keluarga dan sebagai ibu. “Saya harus menafkahi anak-anak,” beber warga jalan Urip Sumodiharjo, Rantauprapat ini.
Saban pagi, mereka menyusuri sejumlah ruas jalanan. Bahkan, berkilometer jalanan diselusuri untuk mencari dan mengumpul benda dan barang bekas yang dapat dijual kembali. “Kami hanya membotot. Mencari barang bekas. Menjualnya biar dapat duit,” urainya.
Perhari, kata dia, penghasilan yang didapat tidak pasti. Sedangkan biaya hidup mesti. “Kadang cuma dapat Rp20 ribu perhari. Kadang malah lebih sedikit,” ujarnya seraya mengatakan penghasilan kecil itu disisihkan untuk membiayai hidup dan sewa rumah. “Uang sewa rumah Rp500 ribu perbulan,” paparnya.
Ironis, berbagai program untuk warga miskin digelontorkan pihak Pemerintah, tapi tak satupun dapat mereka nikmati. “Kami tak dapat beras miskin. Kami juga tak dapat BPJS,” imbuhnya seraya berlalu menyusuri jalanan. Sumber : # MBD
Baca juga ; https://www.infoseputarsumut.com/2017/08/09/bupati-labuhanbatu-perlindungan-anak-dimulai-dari-keluarga/