Ket. Photo : Tumpukan antrian kendaraa saat akan mengisi BBM di salah satu SPBU di wilayah Kabupaten Batu Bara.
Batu Bara | Issu.Com – Berlangsung hampir sebulan, dampak krusial akibat kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara kian hari kian mengkhawatirkan. Kemacetan arus lalu lintas akibat antrian panjang kendaraan di hampir seluruh SPBU di wilayah tersebut menambah masalah baru bagi warga dan para pengguna jalan.
Menurut Syamsul (60), seorang Sopir Truck Container asal medan mengatakan, selama kurun waktu sebulan ini dirinya seringkali harus mengantri dengan waktu yang cukup lama di area SPBU wilayah Batu Bara untuk bisa mengisi BBM jenis Solar.
“Saya dan kawan-kawan sudah ngantri dari jam 11,00 siang untuk menunggu Solar, informasinya nanti jam enam sore baru ada”, Ucap Samsul, Selasa (28/9) siang saat sedang mengantri di SPBU Sei Mujur, Kab Batu Bara.
Syamsul menjelaskan, dirinya membawa truk container dari pelabuhan Kuala Tanjung Kabupaten Batu Bara, mengarah ke Kisaran Kabupaten Asahan dan sebelumnya sudah singgah di SPBU Desa Pakam untuk mengisi solar. Namun setelah lama menunggu karena antrian yang begitu panjang, Solar nya pun keburu habis sebelum gilirannya.
“Karena di SPBU Desa Pakam keburu habis, Saya dan kawan – kawan meneruskan perjalanan yang akhirnya sampai di SPBU Sei Mujur, disini pun habis, sehingga menunggu antrian dari jam sebelas siang yang informasinya jam enam sore baru Solar nya datang.” Jelas Syamsul seperti orang stres.
Syamsul juga menyampaikan, bahwa kondisi kelangkaan BBM jenis solar sudah berjalan lebih kurang 3 pekan . “Saat ini memang hancur betul, entah sampai kapan kelangkaan BBM ini berakhir. Kalau mau dinaikan harganya naikan aja, jangan gantung – gantung seperti sekarang ini.” Papar dia.
Saat para sopir ditanya mengapa tidak memakai Dexlite, para sopir tersebut mengatakan bahwa mereka tidak sanggup, ” gak tarek pak, mahal kali, lebih baik kami belik solar ketengan.” Kata para sopir sembari tersenyum getir.
Di lokasi terpisah, seorang pengendara sepeda motor yang tak ingin namanya di sebutkan mengatakan, setelah terjadi kelangkaan BBM jenis premium, saat ini muncul lah Pertalite Khusus (PLK). “Sungguh membingungkan. Gitu premium tak ada, timbulah pertalite khusus dengan harga yang lebih mahal. Yang pastinya rakyat kecil seperti saya sangat rugi.” keluh nya.
Pantauan dilapangan, akibat banyaknya antrian panjang kendaraan yang akan mengisi BBM disejumlah SPBU di Kabupaten Batu Bara, hal ini juga menimbulkan masalah baru dan menjadi penyebab kemacetan lalu lintas di sepanjang Jalinsum Batu Bara. (Red)